Kadinkes tekankan Jabar fokus cegah lahirnya anak stunting baru
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Barat, Berli Hamdani, menekankan pentingnya fokus dalam mencegah lahirnya anak stunting baru di wilayah tersebut. Stunting merupakan kondisi dimana pertumbuhan anak terhambat dan tidak mencapai potensi optimalnya.
Menurut data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, angka stunting di Jawa Barat masih cukup tinggi, yaitu sekitar 32,2%. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk melakukan langkah-langkah preventif guna mengurangi angka stunting di wilayah tersebut.
Kadinkes Jawa Barat mengatakan bahwa upaya pencegahan stunting harus dimulai sejak sebelum anak lahir, yaitu dengan memberikan perhatian pada gizi ibu hamil. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, sehingga risiko terjadinya stunting pada anak meningkat.
Selain itu, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak juga menjadi faktor penting dalam mencegah stunting. ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak.
Kadinkes Jawa Barat juga mengimbau masyarakat untuk memperhatikan pola makan sehat dan bergizi bagi anak-anak. Makanan bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, protein hewani dan nabati, serta karbohidrat harus menjadi bagian dari menu sehari-hari anak. Dengan pola makan yang sehat, pertumbuhan anak dapat optimal dan risiko stunting dapat diminimalkan.
Dengan fokus pada pencegahan stunting sejak dini, diharapkan angka stunting di Jawa Barat dapat terus menurun dan generasi masa depan dapat tumbuh dengan sehat dan optimal. Upaya ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak yang sehat.